Tips Memulai Pendidikan Bahasa Inggris untuk Anak di Rumah
Ingin si kecil lancar berbahasa Inggris? Mengandalkan pelajaran di sekolah atau les ternyata kurang ampuh! Pendidikan bahasa Inggris di rumah ikut mendukung kelancaran anak dalam menyerap bahasa baru. Berbeda dari pandangan umum, anak tetap membutuhkan struktur dan kontak langsung dengan bahasa baru secara rutin agar bisa menyerapnya. Anak juga cenderung belajar bahasa baru secara “tidak sadar” karena bahasa tersebut menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Karena kontak dengan pelajaran bahasa Inggris di kelas biasanya terbatas, pastikan Ayah dan Bunda menerapkan pendidikan bahasa Inggris di rumah secara rutin. Inilah beberapa caranya: 1. Melatih Memori dengan Pengulangan Mengulang-ulang kata cocok untuk mengenalkan bahasa baru kepada si kecil. Mulailah dari kata bahasa Inggris dasar untuk benda atau orang sekitar. Saat anak sedang santai, tunjuk benda-benda yang ada di sekitarnya dan ucapkan kata bahasa Inggrisnya. Pastikan benda tersebut adalah sesuatu yang dilihat anak setiap saat, misalnya perabot kamar, hewan peliharaan, atau warna. Ayah dan Bunda juga bisa menempelkan poster kata-kata bahasa Inggris berukuran besar di tempat yang mudah terlihat. Ajak juga anak untuk menonton video atau film berbahasa Inggris yang mereka sukai, dan biarkan mereka menyerapnya. 2. Gunakan Teknik Asosiasi Dalam pelajaran bahasa Inggris, asosiasi adalah teknik menyamakan suatu kata atau kalimat dengan kata lain atau objek agar mudah diingat. Misalnya, ketika mengajari si kecil kosakata warna dalam bahasa Inggris, gunakan benda sekitar yang mudah dilihat dan diingat. “Green” adalah rumput di halaman, “blue” adalah langit saat cerah, dan “red” adalah apel atau tomat. 3. Selipkan Kata-kata Umum ke Dialog Sehari-hari Masih ingat saat Ayah dan Bunda perlahan belajar kata-kata baru sebagai anak kecil? Terapkan metode yang sama saat mengajari si kecil cara berbahasa Inggris di rumah. Selipkan kalimat-kalimat bahasa Inggris dalam kegiatan sehari-hari. Misalnya, ucapkan “good morning/afternoon/night”, “thank you”, dan “I’m sorry”. Ucapkan secara biasa seperti saat bicara bahasa Indonesia. Hal ini akan membuat anak terbiasa dengan mereka. 4. Lakukan Aktivitas Orang Tua-Anak dengan Bahasa Inggris Ajak anak melakukan berbagai kegiatan bersama-sama dan selipkan kata-kata bahasa Inggris saat melakukannya. Misalnya, ketika mengajak anak membantu memasak, Ayah dan Bunda bisa selipkan kata-kata bahasa Inggris untuk bahan-bahan masakan. Atau, ketika jalan-jalan, gunakan kata bahasa Inggris untuk menggambarkan perasaan, misalnya “happy” dan “relaxed”. Selain belajar, kegiatan seperti ini bisa mempererat hubungan orang tua-anak. 5. Deskripsikan Aktivitas dalam Dua Bahasa Ketika Ayah Bunda melakukan kegiatan rumah atau mengajak si kecil beraktivitas, coba sebutkan namanya dalam bahasa Inggris dan Indonesia. Akan tetapi, gunakan nada suara yang alami sehingga anak merasa bahwa bahasa Inggris tersebut adalah bagian dari percakapan sehari-hari. Misalnya, saat menyuruh anak belajar atau makan, katakan “let’s study” atau “let’s eat” yang disambung dengan “ayo belajar” atau “ayo makan”. 6. Gunakan Metode “Guided Play” Guided play adalah metode bermain dengan sedikit bimbingan sehingga permainan berfungsi sebagai alat belajar. Cara ini bisa membuat si kecil senang belajar, termasuk dalam hal bahasa Inggris. Ada banyak cara yang bisa Ayah Bunda lakukan untuk mengajari anak bahasa Inggris lewat permainan. Misalnya, gunakan mainan puzzle berbentuk bangun ruang (lingkaran, segitiga, persegi panjang), lalu sebutkan nama-nama bentuk tersebut dalam bahasa Inggris saat anak mencocokkan mereka. Atau, ajak anak menggambar dan mewarnai, lalu gunakan bahasa Inggris saat menyebut nama-nama warna pada pensil warna atau krayon. 7. Ciptakan Suasana Belajar yang Positif Akhirnya, suasana belajar yang menyenangkan dan positif akan membuat anak lebih mudah menyerap materi. Hal ini berlaku baik di sekolah maupun di rumah. Pastikan Ayah dan Bunda membuat anak merasa senang saat belajar kata-kata bahasa Inggris. Hindari memaksa anak untuk menghafal banyak kata atau memarahi mereka karena melakukan kesalahan. Biarkan anak mengeksplorasi bahan belajar mereka di rumah dan betulkan kesalahan tanpa mempermalukan atau membentak. Ingin proses belajar lebih efektif? Sekolah.mu menawarkan metode Blended Learning yang disesuaikan dengan jenjang umur dan dibawakan guru bahasa Inggris andal. Daftarkan anak di Sekolah.mu di program Living English dan buat mereka menikmati pendidikan bahasa Inggris saat sedang di rumah!
Bagaimana Cara Jitu Ajarkan Tajwid Al Quran pada Anak?
Mulai dari mad thabi’i hingga izhar syafawi, tak bisa dipungkiri tajwid Al Quran ada banyak jumlahnya. Tak heran, sering kali orang tua dilanda kebingungan untuk mengajarkan ilmu tajwid kepada anak. Bagaimana pun juga, ilmu ini penting untuk dipelajari agar anak bisa membaca Al-Quran dengan cara baca yang benar. Tips apa saja yang bisa Ayah Bunda terapkan saat mengajarkan tajwid kepada anak? Sekolah.mu punya jawabannya. 5 Cara Ajarkan Tajwid Al Quran pada Anak Berikut ini adalah beberapa tips yang bisa Ayah Bunda gunakan ketika mengajarkan tajwid Al-Quran kepada anak. Mulai dari yang mudah Agar tidak menyulitkan bagi anak, akan lebih baik jika Ayah Bunda mengajarkan tajwid al Quran dari tingkatan yang lebih mudah terlebih dahulu. Sebagaimana diketahui, ada banyak sekali hukum tajwid yang diterapkan ketika membaca al-Quran. Untuk itu, penting bagi anak untuk mempelajarinya secara bertahap dan mulai belajar dari hal yang mudah. Apalagi jika anak masih dalam tahapan awal dalam belajar Al-Quran. Selain itu, pastikan terlebih dahulu bahwa fondasi baca al-Quran anak sudah mantap. Artinya, anak sudah lancar dalam membaca huruf-huruf hijaiyah. Jika anak belajar dengan metode iqra, Ayah Bunda bisa mulai mengenalkan ilmu tajwid secara perlahan saat anak mencapai iqra 3. Tidak ada salahnya juga jika Ayah Bunda mengikuti pembelajaran yang tertulis dalam buku iqra, lalu mengembangkannya sendiri. Gunakan media yang tidak membosankan Media pembelajaran yang menarik dan tidak membosankan juga penting untuk mengajarkan tajwid al Quran kepada anak. Mengapa demikian? Magdalena, dkk. (2021) menyatakan bahwa media pembelajaran memiliki peran penting dalam meningkatkan minat belajar siswa—terlebih untuk siswa sekolah dasar kelas rendah (kelas 1-3). Berkaca dari referensi tersebut, Ayah Bunda perlu mencari cara untuk bisa mengajarkan tajwid tanpa paksaan. Salah satu caranya adalah melalui pembelajaran melalui video. Pembelajaran dengan media audio visual (video) seperti ini tidak hanya berlaku untuk mengajarkan tajwid Al-Quran saja, lho. Pembelajaran lain seperti ilmu tauhid, akhlak, fikih, maupun sejarah islam pun juga bisa dilakukan dengan memanfaatkan metode ini. Ayah Bunda bisa coba akses video ini sebagai gambarannya. Picu rasa penasaran anak Supaya anak betah belajar tajwid Al Quran, memicu rasa penasaran anak juga menjadi hal yang penting untuk dilakukan. Salah satu cara untuk memicu rasa penasaran anak adalah dengan membuat pertanyaan-pertanyaan mengenai tajwid. Misalnya, anak sedang belajar mengenai tajwid nun mati/tanwin. Ayah Bunda bisa membuat rasa penasaran anak dengan memutar rekaman qori yang membaca ayat surat pendek dengan hukum tajwid tersebut. Lalu, buatlah pertanyaan yang dapat memicu rasa penasaran anak. Misalnya, “Mengapa bagian ini dibaca seperti ini?”, “Mengapa huruf nun pada ayat ini tidak dibaca?”, dsb. Dengan menanyakan ‘mengapa’, anak akan penasaran untuk mengetahui jawabannya. Dari situ, Ayah Bunda bisa mengembangkan pembelajaran lebih lanjut. Buat kuis dan beri hadiah Jika anak Ayah Bunda sudah mempelajari suatu jenis tajwid, tantang ia untuk menunjukkan pemahamannya. Salah satu cara yang bisa ditempuh adalah dengan membuat kuis untuk menguji pemahaman anak akan suatu hukum tajwid. Agar lebih seru, Ayah Bunda bisa memberikan hadiah sebagai bentuk apresiasi untuk anak. Dengan begitu, anak bisa termotivasi untuk belajar tajwid Al-Quran lebih dalam lagi. Pertimbangkan untuk memasukkan anak ke TPA Jika Ayah Bunda tidak punya waktu cukup atau mungkin masih belum paham-paham betul terkait tajwid Al-Quran, maka tidak ada salahnya untuk memasukkan anak ke Taman Pendidikan Al-Quran (TPA/TPQ). Dengan demikian, anak bisa tetap belajar meski tanpa bantuan dari Ayah Bunda. Di TPA/TPQ, anak bisa belajar tajwid dengan berguru langsung pada ustaz/ustazah yang tentu lebih kapabel di bidangnya. Tak hanya itu, dengan memasukkan anak ke TPA/TPQ, maka anak memiliki tempat untuk bersosialisasi dan menambah teman baru. Nah, itulah beberapa tips dari Sekolah.mu terkait mengajarkan tajwid Al Quran kepada anak. Jika Ayah Bunda ingin mulai mengajarkan Al-Quran kepada anak, yuk, cobain program Living Quran by Sekolah.mu. Bersama program ini, anak Ayah Bunda bisa mempelajari Al-Quran dan mengaitkan ilmu yang didapat dengan kehidupan sehari-hari. Daftar sekarang!
5 Perkembangan Teknologi Pendidikan yang Jadi Tren
Saat ini, perkembangan teknologi bisa dirasakan di berbagai lini kehidupan. Salah satunya adalah di bidang pendidikan. Dahulu, sekolah hanya bisa dilakukan apabila pendidik melakukan tatap muka langsung dengan para pelajar. Sekarang, kegiatan tatap muka seakan-akan tidak perlu lagi dilakukan karena adanya bantuan teknologi. Adanya penerapan teknologi untuk menunjang pendidikan memang bukanlah hal yang baru. Namun, semenjak pandemi Covid-19 melanda dunia, semakin banyak bentuk teknologi yang bisa kita manfaatkan dalam bidang pendidikan. Kali ini, Sekolah.mu akan menjelaskan beberapa macam bentuk implementasi dari perkembangan teknologi pendidikan yang banyak digunakan saat ini. Yuk, simak ulasannya! Perkembangan Teknologi Pendidikan yang Menjadi Tren Ada berbagai bentuk perkembangan teknologi di bidang pendidikan yang menarik untuk diketahui. Misalnya saja seperti metaverse, blended learning, gamification, cloud-based learning, dan social media learning. Kita bahas satu per satu, yuk! – Metaverse Apa yang dimaksud dengan metaverse? Singkatnya, metaverse dapat didefinisikan sebagai ruang virtual yang bisa kita masuki—tidak semata-mata kita lihat di layar. Metaverse merupakan gabungan dari beberapa macam teknologi, misalnya seperti virtual reality, video, dan augmented reality. Lalu, bagaimana implementasinya dalam dunia pendidikan? Sejauh ini, implementasinya memang masih belum banyak digunakan—apalagi di Indonesia. Akan tetapi, contoh metaverse ini bisa dibayangkan sebagai berikut: guru bisa mengajak siswa untuk mengenal bagaimana proses terjadinya gunung meletus dan mewawancarai langsung seorang ahli hanya melalui dunia virtual. Dengan metaverse, siswa seakan-akan bisa melihat langsung bagaimana erupsi gunung terjadi sembari mendengarkan langsung penjelasan dari ahlinya. – Cloud-based Learning Tidak seperti metaverse, cloud-based learning sudah cukup sering dijumpai di Indonesia. Memangnya, seperti apakah bentuk dari cloud-based learning itu? Di Indonesia, cloud-based learning biasa disebut sebagai pembelajaran e-learning. Beberapa contoh aplikasi cloud-based learning yang banyak digunakan di Indonesia adalah Google Classroom. Dengan cloud-based learning, guru/pendidik dapat mengunggah materi pembelajaran maupun tugas ke cloud-based classroom. Setelah diunggah, siswa dapat mengakses materi pembelajaran di media tersebut. Jika ada tugas, siswa juga bisa mengumpulkan tugas melalui platform tersebut. – Blended Learning Blended learning mengacu pada pembelajaran tatap muka yang digabung dengan pembelajaran daring. Pada metode pembelajaran ini, siswa tetap bisa mendapatkan pembelajaran di kelas melalui berbagai cara—seperti ceramah, diskusi, tugas, maupun demonstrasi. Di sisi lain, siswa juga menerapkan e-learning dengan resources yang sudah disediakan oleh guru. Dengan adanya campuran antara kedua metode ini, siswa tidak hanya tergantung pada situasi pembelajaran di kelas. Siswa juga bisa belajar di mana saja dengan memanfaatkan materi pembelajaran yang sudah diberikan oleh guru. Metode ini dinilai sebagai metode pembelajaran yang mampu menciptakan pengalaman belajar yang fleksibel dan interaktif. Selain itu, metode pembelajaran ini dinilai efektif dalam membuat siswa makin melek teknologi karena ada materi pembelajaran yang disampaikan secara daring. – Gamification Perkembangan teknologi pendidikan selanjutnya bisa dijumpai di metode pembelajaran gamification. Sesuai dengan namanya, gamification di bidang pendidikan merujuk pada metode pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa seperti sebuah permainan. Tujuan utama dari gamification adalah membuat pembelajaran agar tidak terkesan membosankan. Gamification sebenarnya bukanlah sebuah metode pendidikan yang baru. Pembelajaran melalui permainan yang menyenangkan sudah lama digunakan sebagai metode pembelajaran yang efektif. Hanya saja, penggunaan teknologi dalam gamification baru dijumpai di beberapa tahun terakhir. Secara tidak langsung, gamification dapat mengajak anak untuk belajar teknologi di samping belajar tentang materi pembelajaran yang sedang dibicarakan. Sebuah artikel ilmiah yang ditulis oleh Molina-Carmona dan Llorens-Largo (2020) menyebutkan bahwa adanya penggunaan teknologi dalam gamification bisa membuat pelajar makin termotivasi untuk mempelajari suatu materi pembelajaran. – Social Media Learning Media sosial ternyata juga menjadi salah satu teknologi yang sering digunakan sebagai media pembelajaran, lho. Biasanya, media sosial digunakan sebagai wadah bagi guru, siswa, maupun orang tua untuk ‘bertemu’ dalam sebuah grup. Nah, di dalam grup tersebut, guru bisa memberikan materi pembelajaran yang menunjang materi yang sedang didiskusikan. Sekilas, social media learning memang mirip dengan cloud-based learning. Materi pembelajaran juga bisa diunggah melalui laman media sosial tersebut. Hanya saja, biasanya fitur-fitur dan user interface dalam cloud-based learning lebih cocok dan lebih bisa menunjang pembelajaran. Nah, itulah beberapa bentuk perkembangan teknologi pendidikan yang sedang banyak digunakan saat ini. Bagaimana menurut Ayah Bunda, apakah pemanfaatan teknologi dalam dunia pendidikan ini bisa membantu proses belajar anak lebih baik terutama untuk si buah hati? Pelajari lebih lanjut di program Living Tech untuk mengembakan kemampuan STEAM (Science, Technology, Engineering. Art and Mathematics) untuk jenjang PAUD & SD atau eksplor program-program dari Sekolah.mu!