Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 129 Tahun 2014, Homeschooling telah menjadi sistem pendidikan yang legal selain sekolah. Hal ini tentu menjadi angina segar bagi para orang tua yang ingin menerapkan homeschooling.
Apalagi lulusan homeschooling juga bisa mendapatkan ijazah dengan cara mengikuti ujian kesetaraan atau dikenal dengan ijazah paket C. Nah, supaya persiapan Ayah Bunda lebih matang, simak dulu model-model homeschooling, keuntungan homeschooling, dan kerugian homeschooling berikut ini, yuk!
Beberapa Model Homeschooling di Indonesia
Untuk mempermudah Ayah Bunda menentukan model homeschooling mana yang paling tepat buat anak, coba simak penjelasan berikut ini.
– School at Home
School at home merupakan metode homeschooling yang masih mengacu pada kurikulum belajar nasional maupun internasional. Pada sistem ini juga terdapat ujian serta evaluasi periodik. Peserta belajar juga masih mengandalkan buku sebagai sarana belajar.
– Unschooling
Unschooling juga dikenal sebagai natural learning. Natural learning percaya bahwa setiap anak punya keinginan natural untuk belajar. Bukan dari buku, unschooling menggunakan pengalaman dunia nyata sebagai bahan belajar.
Lingkungan belajarnya pun tak terbatas pada rumah, tetapi juga lingkungan sekitar seperti taman, kebun, bahkan pusat perbelanjaan. Metode yang dipelopori oleh John Holt ini juga memfasilitasi kesukaan dan minat anak.
– Charlotte Mason
Charlotte Mason atau The Living Book Approach merupakan pendekatan yang melatih anak untuk gemar membaca dan mampu menceritakan kembali buku yang telah dibacanya dengan bahasanya sendiri.
Selain itu metode ini juga mengajarkan keterampilan dasar lainnya yaitu menulis. Charlotte Mason juga menerapkan pengalaman belajar secara nyata seperti mengunjungi perpustakaan, museum, atau pameran.
– Classical
Classical adalah model belajar yang mengutamakan studi literatur, sejarah, dan aktivitas ilmiah yang disiplin. Tak hanya itu, metode belajar yang mengacu pada proses belajar abad pertengahan Yunani ini juga memperhatikan 3 tahap perkembangan anak yaitu grammar, logic, dan rhetoric.
– Montessori
Digagas oleh Maria Montessori, metode ini berpegang teguh bahwa anak-anak punya kemampuan belajar. Sebagai orang tua, Ayah Bunda hanya perlu mengatur lingkungan sekitar supaya bisa mendukung proses belajar mereka.
Keuntungan homeschooling model ini adalah anak-anak tidak dituntut untuk mengikuti kurikulum tertentu, melainkan belajar berdasarkan materi yang sesuai dengan usianya.
5 Keuntungan Homeschooling
Dirangkum dari berbagai sumber, inilah 5 keuntungan homeschooling yang Ayah Bunda perlu tahu.
1. Anak Lebih Bisa Mengembangkan Bakatnya
Keuntungan homeschooling yang pertama adalah anak jadi lebih leluasa untuk mengembangkan bakatnya. Sebab beberapa metode homeschooling tidak menggunakan kurikulum tertentu seperti pendidikan di sekolah. Dengan begitu kemungkinan anak tumbuh dengan baik dan sukses sesuai potensinya pun semakin besar.
2. Orang Tua Bebas Menentukan Durasi Belajar Anak
Seperti yang Ayah Bunda tahu, sekolah punya durasi belajar yang saklek sehingga tidak bisa diganggu gugat. Sementara itu, homeschooling memungkinkan orang tua untuk menentukan sendiri seberapa lama anak akan belajar.
3. Anak Mendapatkan Pengajaran Lebih Privat
Homeschooling membuat peserta belajar mendapatkan pendidikan secara privat. Hal ini tentunya menjadi keuntungan tersendiri karena pihak pengajar hanya akan fokus untuk mengembangkan bakat murid satu-satunya itu.
4. Orang Tua Dapat Memilihkan Topik yang Sesuai
Dengan homeschooling orang tua bebas menentukan topik belajar untuk anaknya. Metode pembelajarannya pun akan disesuaikan dengan minat dan gaya belajar anak supaya penyampaiannya dapat diterima dengan baik.
5. Lingkungan Belajar Lebih Terkendali
Homeschooling mencegah anak terpapar lingkungan yang tidak baik, seperti pergaulan bebas atau bertemu dengan teman yang suka melakukan bully.
3 Kerugian Homeschooling
Setelah mengetahui keuntungan homeschooling, sekarang saatnya mencari tahu tentang kelemahan dari sistem pendidikan berbasis homeschooling di bawah ini.
1. Kehidupan Sosial Anak Jadi Tidak Seimbang
Terbatasnya peserta homeschooling membuat kehidupan sosial anak jadi tidak seimbang. Dampaknya, bisa saja mereka kesulitan berinteraksi dengan orang lain yang ada di lingkungan sekitarnya.
2. Butuh Perencanaan yang Matang
Meski sedang tren, hindari menerapkan homeschooling tanpa perencanaan yang matang. Ayah Bunda harus bisa menyiapkan bahan belajar, memahami materi yang akan disampaikan, serta mencari tahu metode belajar yang disenangi anak.
3. Perlu Dana Besar untuk Fasilitas
Kalau di sekolah anak bisa mendapatkan fasilitas belajar yang mendukung, seperti alat olahraga, perpustakaan, dan laboratorium. Saat homeschooling orang tua perlu menyiapkan dana lebih agar sarana belajarnya terpenuhi.
Selama homeschooling Ayah Bunda juga bisa menggunakan platform belajar online Sekolah.mu untuk mendukung proses belajar si kecil. Saat ini Sekolah.mu hadir dengan lebih dari 2.000 pilihan kelas yang didukung oleh para guru yang hebat dan berbakat.