Belajar Agama Islam dan Penerapannya untuk Usia Anak yang Direkomendasikan
Pembelajaran agama islam perlu diajarkan dan diterapkan sejak dini dengan cara yang tepat. Simak rekomendasi belajar agama islam dan penerapannya dalam ulasan berikut ini!
8 Cara Meningkatkan IQ Anak Melalui Kegiatan Harian
Meningkatkan IQ anak dapat dilakukan dengan berbagai cara. Simak cara meningkatkan IQ anak melalui kegiatan harian dalam ulasan berikut ini!
8 Cara Berhitung Cepat untuk Usia PAUD
Mengajarkan berhitung untuk anak usia PAUD membutuhkan cara yang khusus. Simak berbagai cara berhitung cepat untuk usia PAUD dalam ulasan berikut ini!
Cara Mendidik Anak Untuk Pintar Berbahasa Inggris
Mendidik anak untuk pintar berbahasa Inggris dapat dilakukan melalui pendidikan non-formal. Simak cara mendidik anak untuk pintar berbahasa Inggris dalam ulasan berikut ini!
Cerita Anak Islami Tentang Akhlak Untuk Membentuk Kepribadian yang Baik
Membentuk kepribadian anak yang baik dapat dilakukan melalui cerita anak islami. Simak manfaat cerita anak islami tentang akhlak dalam ulasan berikut ini!
7 Manfaat Membaca Alquran Bagi Anak Usia Dini
Kebiasaan membaca Alquran bagi anak usia dini memiliki banyak manfaat. Simak manfaat membaca Alquran untuk anak dalam ulasan berikut ini!
Apakah Belajar Coding Penting Bagi Anak? Ini Jawabannya
Akhir-akhir ini, semakin banyak narasi yang menyebutkan bahwa belajar coding merupakan hal yang penting untuk anak. Banyak sekali sumber yang menyebutkan manfaat yang bisa anak dapatkan ketika mempelajari coding. Nah, jika Ayah Bunda penasaran apa saja manfaat dari mempelajari coding, yuk, baca artikel berikut! Apa Itu Coding? Coding bisa didefinisikan sebagai kegiatan untuk berkomunikasi dengan komputer. Konteks dari ‘komunikasi’ yang dilakukan dengan komputer ini adalah dalam hal membuat beragam instruksi spesifik untuk memunculkan sebuah fungsi tertentu. Terkadang, coding juga disebut sebagai computer programming. Tak heran, banyak orang yang mengaitkan coding dengan kegiatan membuat program komputer. Profesi yang terkait dengan coding ada beragam, salah satunya adalah programmer atau software developer. Apakah Belajar Coding Penting untuk Anak? Kemunculan banyak pelatihan coding untuk anak mungkin membuat Ayah Bunda penasaran akan satu hal: apakah coding merupakan hal yang penting untuk anak? Ada beberapa manfaat yang bisa didapat oleh anak ketika ia belajar tentang coding. Beberapa di antaranya adalah anak bisa mempelajari skill problem solving, skill berpikir logis dan kreatif, serta mengajarkan anak untuk pantang menyerah. Selain itu, di era teknologi seperti saat ini, mempelajari coding dapat menjadi salah satu bentuk ‘investasi’ untuk masa depan anak. Hal ini penting, terutama ketika anak akan memasuki dunia kerja. Peningkatan kebutuhan global akan tenaga ahli yang mahir dalam bidang teknologi amat diperlukan, terutama bagi mereka yang memiliki kemampuan coding. Meski demikian, bukan berarti mempelajari coding menjadi sebuah keharusan bagi anak. Ayah Bunda boleh memperkenalkan coding kepada anak, namun jangan paksa anak untuk mempelajari coding apabila anak merasa kesusahan atau tidak tertarik dengan bidang ini. Memaksa anak untuk mempelajari suatu hal malah dapat berdampak negatif, terutama bagi psikologis anak. Alasan Mengapa Coding Penting untuk Dipelajari Sebagaimana telah disebutkan, belajar coding mampu memberikan banyak manfaat bagi anak. Manfaat-manfaat tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: – Mengajarkan anak problem solving Dengan mempelajari coding, anak akan dituntut untuk bisa berpikir sistematis dalam menyelesaikan suatu ‘masalah’. Memangnya, masalah seperti apa yang timbul dalam coding? Jika anak Ayah Bunda sedang mempelajari coding, maka ada dua jenis masalah yang perlu diselesaikan. Pertama, anak perlu mengidentifikasi masalah apa yang ingin diselesaikan dengan menggunakan program yang akan dibuat. Kedua, pada saat proses pembuatan program tersebut, bukan tidak mungkin anak akan menghadapi error. Nah, dengan belajar coding, anak akan belajar untuk menyelesaikan dua jenis masalah tersebut. Dari sinilah skill problem solving anak dapat dilatih. – Mengajarkan anak berpikir secara logis dan kreatif Untuk membuat sebuah program, anak tentu akan dituntut untuk bisa berpikir secara logis agar kode-kode yang ditulisnya mampu menjadi program yang dapat berfungsi dengan baik. Selain itu, dengan belajar coding, anak juga bisa terlatih untuk memikirkan berbagai metode yang bisa digunakan untuk menyelesaikan error yang timbul. – Mengajarkan anak untuk pantang menyerah Ayah Bunda pasti menginginkan anak yang pantang menyerah dalam menghadapi berbagai macam tantangan, bukan? Nah, mempelajari coding bisa melatih anak untuk menjadi pribadi yang pantang menyerah, lho. Mengapa demikian? Ketika anak membuat sebuah program komputer, bukan tidak mungkin anak akan mengalami berbagai macam error yang timbul karena kesalahan coding. Nah, supaya hal ini bisa diselesaikan, tak jarang anak perlu mengganti instruksi yang sudah dituliskannya. Bahkan, mungkin mengulangnya dari awal. Jika anak sudah cukup lama belajar coding, bukan hal aneh jika anak terbiasa untuk mengatasi error yang timbul karena kesalahan instruksi. Dari sinilah anak terbiasa untuk tidak menyerah hanya jika program yang mereka tulis gagal. – Mengajarkan anak skill yang dibutuhkan di masa mendatang Dilansir dari salah satu artikel Forbes (2017), kebutuhan akan software developer diperkirakan akan meningkat 17% dalam jangka waktu 10 tahun (2014-2024). Dalam artikel tersebut juga disebutkan bahwa U.S. Bureau of Labor Statistics mendata bahwa pekerjaan ini memiliki rata-rata peningkatan kebutuhan tenaga kerja yang lebih tinggi dari pekerjaan lainnya. Nah, berkaca dari data tersebut, tidak ada salahnya jika Ayah Bunda mulai menjembatani anak untuk mempelajari coding sekarang. Seperti yang kita ketahui, sudah banyak pelatihan coding yang disesuaikan untuk usia anak. Tak hanya itu, biaya yang perlu dikeluarkan pun cukup terjangkau. Ayah Bunda bisa mencoba program belajar coding yang disediakan Sekolah.mu di sini. Sekolah.mu menyajikan banyak pilihan kelas coding untuk jenjang PAUD-SD. Tunggu apa lagi? Yuk, beri anak Ayah Bunda kesempatan mempelajari coding melalui platform Sekolah.mu!
Cara Membuat Animasi Bergerak Seru Bareng Anak
Ayah Bunda mungkin merasa bahwa cara membuat animasi bergerak susah sekali untuk dikuasai terutama anak kecil. Padahal, tidak seperti itu, kok! Dengan latihan rutin, si buah hati pasti bisa membuat animasi dengan mudah. Terlebih lagi, saat ini ada banyak aplikasi dengan user interface yang ramah bagi pemula. Mungkin Ayah Bunda penasaran, mengapa, sih, perlu belajar membuat animasi? Lalu, aplikasi apa saja yang direkomendasikan untuk pemula? Ayah Bunda bisa temukan jawabannya di artikel berikut. Mengapa Belajar Animasi? Ada beberapa alasan mengapa si buah hati/ayah bunda perlu belajar membuat animasi, di antaranya: Ayah Bunda bisa mengeksplor kreativitas anak. Membuat animasi bukan hanya sesimpel membuat gambar bergerak. Perlu ada cerita yang menyertai animasi yang dibuat. Dari sinilah Ayah Bunda bisa mengembangkan ide-ide kreatif bersama anak dan mewujudkannya dalam bentuk animasi. Ayah Bunda bisa membuat media pembelajaran yang unik untuk anak. Menurut sebuah penelitian yang dilakukan Sudianto dan Yani (2013), menyertakan animasi dalam pembelajaran membuat siswa lebih tertarik pada materi pembelajaran. Hal ini bisa Ayah Bunda terapkan ketika mendidik anak. Ayah Bunda bisa membuat animasi ini menjadi proyek seru yang melibatkan kreativitas anak juga. Maka dari itu, agar kegiatan belajar jadi lebih seru, Ayah Bunda perlu mengetahui cara membuat animasi bergerak terlebih dahulu supaya tidak bingung saat mengajari anak nantinya. Potensial sebagai side job. Selain ketiga alasan di atas, tentu Ayah Bunda bisa menjadikan animasi sebagai peluang untuk mendapatkan cuan, bukan? Saat ini semakin banyak lowongan pekerjaan freelance yang berkaitan dengan bidang ini. Aplikasi Pembuat Animasi Bergerak Dengan adanya kemajuan teknologi, aplikasi pembuat animasi bergerak jadi makin banyak jumlahnya. Beberapa macam aplikasi yang bisa Anda gunakan misalnya adalah sebagai berikut. – PowerPoint Aplikasi yang dikenal luas untuk membuat slide presentasi ini ternyata bisa digunakan sebagai salah satu aplikasi pembuat animasi, lho. Cara membuat animasi bergerak dengan menggunakan aplikasi ini cukup mudah. Pertama, Ayah Bunda perlu menyiapkan gambar yang akan dijadikan sebagai bahan animasi. Lalu, tambahkan saja animasi menggunakan fitur ‘Transitions’ dan ‘Animations’. Jika sudah selesai, slide yang sudah dibuat pun bisa disimpan dalam bentuk video. Bisa dikatakan PowerPoint merupakan aplikasi pembuat animasi yang paling mudah dikuasai. Pasalnya, banyak orang sering menggunakan PowerPoint untuk kebutuhan kerja mereka. Jadi, Ayah Bunda tidak membutuhkan waktu lama untuk menguasai cara membuat animasi bergerak menggunakan aplikasi ini. – Online animation maker apps Beberapa macam online animation maker apps pembuat aplikasi yang cukup populer saat ini adalah PowToon, Animaker, GoAnimate, dll. Dengan menggunakan aplikasi tersebut, Ayah Bunda tidak perlu repot-repot untuk membuat gambar karena resource gambar maupun background music biasanya sudah tersedia. Meski demikian, terkadang online app seperti ini perlu diupgrade ke premium version supaya Ayah Bunda bisa menggunakan seluruh fitur-fiturnya. Jika Ayah Bunda tidak keberatan, tidak ada salahnya mencoba menggunakan versi premium online app tersebut untuk membuat animasi. – Adobe Animate Ingin aplikasi yang ’next-level’? Ayah Bunda bisa coba menggunakan Adobe Animate. Sebelumnya, aplikasi ini lebih populer dengan nama Flash Professional. Aplikasi yang satu ini bisa digunakan untuk membuat animasi yang tampak lebih realistis. Format video yang di-export pun juga bermacam-macam—mulai dari WebGL, HTML5, hingga video 4K. Memang, dibandingkan dengan menggunakan PowerPoint atau online app lain, Ayah Bunda perlu memiliki skill khusus untuk menggunakan Adobe Animate. Tetapi, hal itu tidak seharusnya menjadi masalah—sebab Ayah Bunda bisa ikut pelatihan di Sekolah.mu. Bikin Proyek Animasi Bareng Anak Sambil Belajar, Why Not? Nah, jika Ayah Bunda sudah cukup menguasai cara membuat animasi bergerak, mengajak anak untuk membuat proyek animasi tentu akan jadi momen bersama anak yang seru. Ayah Bunda bisa melibatkan anak dalam proses pembuatan animasi sembari mengajarkan anak bagaimana cara membuat animasi meski untuk hal-hal yang dasar. Salah satu contohnya adalah pada proses pembuatan jalan cerita animasi atau membuat gambar tokoh. Membuat animasi seperti yang dibuat Disney, DreamWorks, Pixar, dll. tentunya akan susah dan membutuhkan waktu yang tidak singkat. Oleh karena itu, tidak ada salahnya jika Ayah Bunda memilih cara membuat animasi yang mudah saja. Contohnya adalah dengan menggunakan stop motion. Setelah itu, perlahan Ayah Bunda bisa meng-upgrade animasi yang dibuat. Jika sebelumnya menggunakan stop motion, proyek animasi selanjutnya bisa dibuat dengan menggunakan aplikasi-aplikasi yang sudah disebutkan di atas. Kembangkan Skill Anak dengan Ikut Pelatihan Tertarik mempelajari cara membuat animasi bergerak? Ayah Bunda bisa mendaftarkan si buah hati di program Living Tech Sekolah.mu. Dengan waktu belajar yang fleksibel, Ayah Bunda bisa tetap mendampingi anak belajar animasi tanpa perlu berkompromi dengan pekerjaan. Yuk, daftar sekarang!
Bagaimana Cara Jitu Ajarkan Tajwid Al Quran pada Anak?
Mulai dari mad thabi’i hingga izhar syafawi, tak bisa dipungkiri tajwid Al Quran ada banyak jumlahnya. Tak heran, sering kali orang tua dilanda kebingungan untuk mengajarkan ilmu tajwid kepada anak. Bagaimana pun juga, ilmu ini penting untuk dipelajari agar anak bisa membaca Al-Quran dengan cara baca yang benar. Tips apa saja yang bisa Ayah Bunda terapkan saat mengajarkan tajwid kepada anak? Sekolah.mu punya jawabannya. 5 Cara Ajarkan Tajwid Al Quran pada Anak Berikut ini adalah beberapa tips yang bisa Ayah Bunda gunakan ketika mengajarkan tajwid Al-Quran kepada anak. Mulai dari yang mudah Agar tidak menyulitkan bagi anak, akan lebih baik jika Ayah Bunda mengajarkan tajwid al Quran dari tingkatan yang lebih mudah terlebih dahulu. Sebagaimana diketahui, ada banyak sekali hukum tajwid yang diterapkan ketika membaca al-Quran. Untuk itu, penting bagi anak untuk mempelajarinya secara bertahap dan mulai belajar dari hal yang mudah. Apalagi jika anak masih dalam tahapan awal dalam belajar Al-Quran. Selain itu, pastikan terlebih dahulu bahwa fondasi baca al-Quran anak sudah mantap. Artinya, anak sudah lancar dalam membaca huruf-huruf hijaiyah. Jika anak belajar dengan metode iqra, Ayah Bunda bisa mulai mengenalkan ilmu tajwid secara perlahan saat anak mencapai iqra 3. Tidak ada salahnya juga jika Ayah Bunda mengikuti pembelajaran yang tertulis dalam buku iqra, lalu mengembangkannya sendiri. Gunakan media yang tidak membosankan Media pembelajaran yang menarik dan tidak membosankan juga penting untuk mengajarkan tajwid al Quran kepada anak. Mengapa demikian? Magdalena, dkk. (2021) menyatakan bahwa media pembelajaran memiliki peran penting dalam meningkatkan minat belajar siswa—terlebih untuk siswa sekolah dasar kelas rendah (kelas 1-3). Berkaca dari referensi tersebut, Ayah Bunda perlu mencari cara untuk bisa mengajarkan tajwid tanpa paksaan. Salah satu caranya adalah melalui pembelajaran melalui video. Pembelajaran dengan media audio visual (video) seperti ini tidak hanya berlaku untuk mengajarkan tajwid Al-Quran saja, lho. Pembelajaran lain seperti ilmu tauhid, akhlak, fikih, maupun sejarah islam pun juga bisa dilakukan dengan memanfaatkan metode ini. Ayah Bunda bisa coba akses video ini sebagai gambarannya. Picu rasa penasaran anak Supaya anak betah belajar tajwid Al Quran, memicu rasa penasaran anak juga menjadi hal yang penting untuk dilakukan. Salah satu cara untuk memicu rasa penasaran anak adalah dengan membuat pertanyaan-pertanyaan mengenai tajwid. Misalnya, anak sedang belajar mengenai tajwid nun mati/tanwin. Ayah Bunda bisa membuat rasa penasaran anak dengan memutar rekaman qori yang membaca ayat surat pendek dengan hukum tajwid tersebut. Lalu, buatlah pertanyaan yang dapat memicu rasa penasaran anak. Misalnya, “Mengapa bagian ini dibaca seperti ini?”, “Mengapa huruf nun pada ayat ini tidak dibaca?”, dsb. Dengan menanyakan ‘mengapa’, anak akan penasaran untuk mengetahui jawabannya. Dari situ, Ayah Bunda bisa mengembangkan pembelajaran lebih lanjut. Buat kuis dan beri hadiah Jika anak Ayah Bunda sudah mempelajari suatu jenis tajwid, tantang ia untuk menunjukkan pemahamannya. Salah satu cara yang bisa ditempuh adalah dengan membuat kuis untuk menguji pemahaman anak akan suatu hukum tajwid. Agar lebih seru, Ayah Bunda bisa memberikan hadiah sebagai bentuk apresiasi untuk anak. Dengan begitu, anak bisa termotivasi untuk belajar tajwid Al-Quran lebih dalam lagi. Pertimbangkan untuk memasukkan anak ke TPA Jika Ayah Bunda tidak punya waktu cukup atau mungkin masih belum paham-paham betul terkait tajwid Al-Quran, maka tidak ada salahnya untuk memasukkan anak ke Taman Pendidikan Al-Quran (TPA/TPQ). Dengan demikian, anak bisa tetap belajar meski tanpa bantuan dari Ayah Bunda. Di TPA/TPQ, anak bisa belajar tajwid dengan berguru langsung pada ustaz/ustazah yang tentu lebih kapabel di bidangnya. Tak hanya itu, dengan memasukkan anak ke TPA/TPQ, maka anak memiliki tempat untuk bersosialisasi dan menambah teman baru. Nah, itulah beberapa tips dari Sekolah.mu terkait mengajarkan tajwid Al Quran kepada anak. Jika Ayah Bunda ingin mulai mengajarkan Al-Quran kepada anak, yuk, cobain program Living Quran by Sekolah.mu. Bersama program ini, anak Ayah Bunda bisa mempelajari Al-Quran dan mengaitkan ilmu yang didapat dengan kehidupan sehari-hari. Daftar sekarang!
Tips Memulai Pendidikan Bahasa Inggris untuk Anak di Rumah
Ingin si kecil lancar berbahasa Inggris? Mengandalkan pelajaran di sekolah atau les ternyata kurang ampuh! Pendidikan bahasa Inggris di rumah ikut mendukung kelancaran anak dalam menyerap bahasa baru. Berbeda dari pandangan umum, anak tetap membutuhkan struktur dan kontak langsung dengan bahasa baru secara rutin agar bisa menyerapnya. Anak juga cenderung belajar bahasa baru secara “tidak sadar” karena bahasa tersebut menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Karena kontak dengan pelajaran bahasa Inggris di kelas biasanya terbatas, pastikan Ayah dan Bunda menerapkan pendidikan bahasa Inggris di rumah secara rutin. Inilah beberapa caranya: 1. Melatih Memori dengan Pengulangan Mengulang-ulang kata cocok untuk mengenalkan bahasa baru kepada si kecil. Mulailah dari kata bahasa Inggris dasar untuk benda atau orang sekitar. Saat anak sedang santai, tunjuk benda-benda yang ada di sekitarnya dan ucapkan kata bahasa Inggrisnya. Pastikan benda tersebut adalah sesuatu yang dilihat anak setiap saat, misalnya perabot kamar, hewan peliharaan, atau warna. Ayah dan Bunda juga bisa menempelkan poster kata-kata bahasa Inggris berukuran besar di tempat yang mudah terlihat. Ajak juga anak untuk menonton video atau film berbahasa Inggris yang mereka sukai, dan biarkan mereka menyerapnya. 2. Gunakan Teknik Asosiasi Dalam pelajaran bahasa Inggris, asosiasi adalah teknik menyamakan suatu kata atau kalimat dengan kata lain atau objek agar mudah diingat. Misalnya, ketika mengajari si kecil kosakata warna dalam bahasa Inggris, gunakan benda sekitar yang mudah dilihat dan diingat. “Green” adalah rumput di halaman, “blue” adalah langit saat cerah, dan “red” adalah apel atau tomat. 3. Selipkan Kata-kata Umum ke Dialog Sehari-hari Masih ingat saat Ayah dan Bunda perlahan belajar kata-kata baru sebagai anak kecil? Terapkan metode yang sama saat mengajari si kecil cara berbahasa Inggris di rumah. Selipkan kalimat-kalimat bahasa Inggris dalam kegiatan sehari-hari. Misalnya, ucapkan “good morning/afternoon/night”, “thank you”, dan “I’m sorry”. Ucapkan secara biasa seperti saat bicara bahasa Indonesia. Hal ini akan membuat anak terbiasa dengan mereka. 4. Lakukan Aktivitas Orang Tua-Anak dengan Bahasa Inggris Ajak anak melakukan berbagai kegiatan bersama-sama dan selipkan kata-kata bahasa Inggris saat melakukannya. Misalnya, ketika mengajak anak membantu memasak, Ayah dan Bunda bisa selipkan kata-kata bahasa Inggris untuk bahan-bahan masakan. Atau, ketika jalan-jalan, gunakan kata bahasa Inggris untuk menggambarkan perasaan, misalnya “happy” dan “relaxed”. Selain belajar, kegiatan seperti ini bisa mempererat hubungan orang tua-anak. 5. Deskripsikan Aktivitas dalam Dua Bahasa Ketika Ayah Bunda melakukan kegiatan rumah atau mengajak si kecil beraktivitas, coba sebutkan namanya dalam bahasa Inggris dan Indonesia. Akan tetapi, gunakan nada suara yang alami sehingga anak merasa bahwa bahasa Inggris tersebut adalah bagian dari percakapan sehari-hari. Misalnya, saat menyuruh anak belajar atau makan, katakan “let’s study” atau “let’s eat” yang disambung dengan “ayo belajar” atau “ayo makan”. 6. Gunakan Metode “Guided Play” Guided play adalah metode bermain dengan sedikit bimbingan sehingga permainan berfungsi sebagai alat belajar. Cara ini bisa membuat si kecil senang belajar, termasuk dalam hal bahasa Inggris. Ada banyak cara yang bisa Ayah Bunda lakukan untuk mengajari anak bahasa Inggris lewat permainan. Misalnya, gunakan mainan puzzle berbentuk bangun ruang (lingkaran, segitiga, persegi panjang), lalu sebutkan nama-nama bentuk tersebut dalam bahasa Inggris saat anak mencocokkan mereka. Atau, ajak anak menggambar dan mewarnai, lalu gunakan bahasa Inggris saat menyebut nama-nama warna pada pensil warna atau krayon. 7. Ciptakan Suasana Belajar yang Positif Akhirnya, suasana belajar yang menyenangkan dan positif akan membuat anak lebih mudah menyerap materi. Hal ini berlaku baik di sekolah maupun di rumah. Pastikan Ayah dan Bunda membuat anak merasa senang saat belajar kata-kata bahasa Inggris. Hindari memaksa anak untuk menghafal banyak kata atau memarahi mereka karena melakukan kesalahan. Biarkan anak mengeksplorasi bahan belajar mereka di rumah dan betulkan kesalahan tanpa mempermalukan atau membentak. Ingin proses belajar lebih efektif? Sekolah.mu menawarkan metode Blended Learning yang disesuaikan dengan jenjang umur dan dibawakan guru bahasa Inggris andal. Daftarkan anak di Sekolah.mu di program Living English dan buat mereka menikmati pendidikan bahasa Inggris saat sedang di rumah!